8 Tips Lolos Pengajuan KPR: Panduan Santai Biar Rumah Impianmu Cepat Terwujud

Selfy Aulia

Tips Lolos Pengajuan KPR: Panduan Santai Biar Rumah Impianmu Cepat Terwujud

Kenapa KPR Jadi Pilihan Populer?

Buat banyak orang, punya rumah sendiri adalah pencapaian besar dalam hidup. Tapi kenyataannya, harga rumah makin naik setiap tahun, dan beli secara tunai jelas bukan hal mudah. Nah, di sinilah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) jadi penyelamat.

Dengan sistem cicilan jangka panjang, KPR bikin kamu bisa memiliki rumah tanpa harus mengeluarkan uang ratusan juta sekaligus.

Meski begitu, tidak semua pengajuan KPR otomatis disetujui bank. Ada banyak pertimbangan, mulai dari kondisi finansial, skor BI Checking, sampai legalitas rumah.

Kalau kamu sedang berencana mengajukan KPR, simak tips berikut supaya pengajuanmu lolos tanpa drama.

1. Pilih Developer yang Terpercaya

Developer punya peran besar dalam proses KPR, bukan cuma membangun rumah. Mereka biasanya juga membantu mengurus dokumen legalitas dan administrasi.

Kalau salah pilih developer, kamu bisa rugi banyak, mulai dari keterlambatan serah terima sampai masalah sertifikat.

Tips memilih developer:

  • Pilih yang sudah bekerja sama dengan bank penyedia KPR.
  • Cek reputasi proyek-proyek sebelumnya.
  • Pastikan legalitas tanah dan izin bangunan jelas.

Dengan developer terpercaya, bank biasanya lebih cepat menyetujui pengajuan KPR.

2. Sesuaikan Harga Rumah dengan Penghasilan

Bank selalu menghitung kemampuan finansial calon debitur. Salah satu rumus sederhana: cicilan KPR idealnya tidak lebih dari 30–40% penghasilan bulanan.

Contoh:

  • Gaji Rp10 juta → cicilan maksimal Rp3–4 juta/bulan.
  • Kalau sudah menikah, kamu bisa ajukan penghasilan gabungan dengan pasangan, sehingga limit pembiayaan lebih besar.
Baca Juga:  11 Jenis KPR di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui, Biar Nggak Salah Pilih

Jangan memaksakan diri memilih rumah yang terlalu mahal. Kalau kondisi keuangan lebih stabil di masa depan, baru upgrade ke rumah yang lebih besar.

3. Jaga Skor BI Checking (SLIK OJK)

Salah satu alasan utama KPR ditolak adalah riwayat kredit buruk. Bank akan memeriksa BI Checking untuk melihat apakah kamu punya tunggakan kredit, kartu kredit, atau cicilan lainnya.

Kategori skor BI Checking:

  • Kolek 1 (Lancar): pembayaran selalu tepat waktu → peluang lolos tinggi.
  • Kolek 2 (Dalam Perhatian Khusus): pernah menunggak <90 hari → masih ada kesempatan.
  • Kolek 3 (Kurang Lancar): tunggakan >120 hari → sulit lolos.
  • Kolek 4 (Diragukan): tunggakan 120–180 hari → bank mulai ragu.
  • Kolek 5 (Macet): tunggakan >180 hari → hampir pasti ditolak.

Tipsnya: sebelum ajukan KPR, lunasi cicilan kartu kredit, pinjaman online, atau paylater agar catatan keuanganmu bersih.

4. Lengkapi Semua Dokumen Persyaratan

Bank sangat ketat soal administrasi. Kalau ada dokumen yang kurang, pengajuan bisa langsung ditolak. Umumnya, dokumen yang dibutuhkan:

  • KTP & KK
  • Buku nikah (jika sudah menikah)
  • Slip gaji 3 bulan terakhir
  • Rekening koran 3 bulan terakhir
  • NPWP (untuk pinjaman > Rp100 juta)
  • SPT PPh pribadi (untuk pinjaman > Rp50 juta)
  • Surat keterangan kerja (minimal 1 tahun)
  • Sertifikat tanah & IMB/PBG rumah dari developer

Makin lengkap dokumenmu, makin cepat bank memproses pengajuan KPR.

5. Siapkan Down Payment (DP) dengan Bijak

Siapkan Down Payment (DP) dengan Bijak

Bank biasanya meminta DP minimal 10–15% dari harga rumah. Kalau harga rumah Rp400 juta, berarti kamu harus siapkan Rp40–60 juta.

Tipsnya:

  • Jangan pakai hutang untuk bayar DP, karena bisa memengaruhi kelayakan kredit.
  • Kalau bisa siapkan DP lebih besar, cicilan bulanan akan lebih ringan.

6. Atur Rasio Utang dan Pengeluaran

Selain BI Checking, bank juga melihat rasio utangmu. Kalau terlalu banyak cicilan lain, peluang KPR disetujui jadi kecil.

Baca Juga:  Cara Over Kredit Rumah: Panduan Biar Transaksi Aman dan Menguntungkan

Gunakan aturan 30–40% tadi sebagai acuan, dan pastikan masih ada ruang untuk kebutuhan sehari-hari serta dana darurat.

7. Pilih Bank dengan Program KPR Sesuai Kebutuhan

Setiap bank punya skema KPR yang berbeda. Jangan asal pilih karena tergiur bunga rendah di awal. Perhatikan hal-hal berikut:

  • Jenis bunga (tetap/floating).
  • Tenor (jangka waktu cicilan).
  • Biaya tambahan (administrasi, asuransi, notaris, BPHTB).
  • Promo yang ditawarkan.

Bandingkan beberapa bank dan pilih yang paling sesuai dengan kondisi keuanganmu.

8. Lakukan Simulasi KPR Sebelum Mengajukan

Biar nggak salah perhitungan, coba lakukan simulasi cicilan lewat website atau aplikasi bank.

Contoh simulasi:

  • Harga rumah: Rp500 juta
  • DP: Rp75 juta (15%)
  • Pinjaman: Rp425 juta
  • Tenor: 15 tahun
  • Bunga: 9%/tahun
    Cicilan sekitar Rp4,3 juta/bulan

Dengan simulasi ini, kamu bisa menilai apakah cicilan sesuai dengan kemampuanmu.

Mengajukan KPR memang butuh persiapan matang. Jangan buru-buru hanya karena ingin segera punya rumah. Pastikan developer terpercaya, pilih rumah sesuai kemampuan, jaga skor BI Checking, lengkapi dokumen, dan siapkan DP.

Artikel Terkait